Senin, 25 April 2011

Hidrolisis Sukrosa


Hari dan Tanggal  :      Senin, 14 Juni 2010
Judul                         :      Hidrolisis Sukrosa
Tujuan                      :      Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
Prinsip                      :      Sukrosa apabila dihidrolisis oleh asam akan menjadi monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa
Dasar Teori            :           Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
                                                Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon terebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Oleh karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atu keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu++ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon.
                                                Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.
                                                Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
                                                Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa.
                                                Oleh karena fruktosa mempunyai rotasi spesifik lebih besar daripada glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis itu memutar ke kiri. Dengan demikian pada proses hidrolisis ini terjadi perubahan sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi ke kiri, dan oleh karenanya proses ini disebut juga inverse.
                                                Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam usus halus sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase atau invertase.

Alat & Bahan          :      Bahan :                                      Alat :
a.     Sukrosa 1%                                    a. Tabung reaksi
b.     Iodium                                  b. Rak tabung reaksi
c.     Reagen Benedict             c. Pipet tetes
d.     Reagen Seliwanoff           d. Waterbath
e.     Reagen Barfoed
f.       HCl pekat
g.     NaOH 2%
h.     Kertas universal                          
              

Prosedur                 :      1. Dimasukkan 5ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi.
                                           2. Ditambah 5 tetes HCl pekat, dihomogenkan.
                                           3. Dipanaskan diatas waterbath selama 30 menit.
                                           4. Didinginkan, kemudian dinetralkan dengan larutan NaOH 2% dan di uji dengan kertas lakmus.
                                           5. Di uji dengan larutan iodium, reagen Benedict, reagen Seliwanoff, dan reagen Barfoed.
                                           6. Diamati perubahan warna yang terjadi dan catat hasil.
Hasil                          :     
Uji dengan Larutan
Hasil Hidrolisis Sukrosa
Iodium
(-) Larutan Kuning
Benedict
(+) Endapan Merah Bata
Seliwanoff
(+) Larutan Jingga
Barfoed
(+) Endapan Merah Bata
                                        
Pembahasan          :     Berdasarkan percobaan diatas, sukrosa terhidrolisis oleh asam dan pemanasan yang akan menghasilkan dua jenis monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa yang ditandai dengan uji Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed yang menghasilkan hasil positif/(+). Uji Benedict disini berfungsi untuk mengetahui salah satu sifat glukosa yaitu sebagai gula pereduksi. Uji Seliwanoff berfungsi untuk mengetahui fruktosa yang mempunyai gugus fungsi keton, pereaksi ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Sedangkan uji Barfoed berfungsi untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida, pereaksi ini memberikan hasil positif/(+) pada monosakarida.
Kesimpulan            :      Berdasarkan hasil pengamatan, uji Benedict, Seliwanoff dan Barfoed maenghasilkan hasil positif/(+) yang menandakan bahwa sukrosa terhidrolisis oleh asam dan pemanasan menjadi glukosa dan fruktosa.
Daftar Pustaka      :      1. Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.  Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press).
                                           2. Hardjasasmita, Panjita. 2000. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar